Jumat, 27 April 2018

Makalah Kepemimpinan dalam bisnis global



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.       Latar Belakang
Zaman yang relatif tenang dan damai ini tidak dipungkiri bahwa para pemimpin negara telah terlibat dalam menentukan kehidupan, mulai dari keamanan obat-obatan dan makanan yang dikonsumsi agar tidak mengandung zat yang berbahaya, juga sistem hukum yang berperan dalam melindungi hak-hak mayoritas dan minoritas. Begitu juga para pemimpin negara di dunia dapat mengirim putra-putra terbaiknya ke dalam suatu kancah pertempuran demi menjaga perdamaian dunia. Para pemimpin organisasi bisnis memiliki kekuatan yang hampir sama dalam membentuk kehidupan ini.
Presiden Jokowi pernah menyebutkan bahwa tiga pilar ekonomi negara ini ialah investasi, industri dan ekspor. Ke-3 pilar tersebut tentulah erat kaitannya dengan bisnis, baik lokal maupun global.
Bisnis merupakan kegiatan perniagaan yang terdiri dari proses produksi, distribusi dan penjualan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan untuk mendapatkan keuntungan agar mendapatkan keuntungan demi kesejahteraan bersama.
Hal terpenting agar suatu bisnis dapat berjalan dengan baik adalah kepemimpinannya. Bagaimana proses pemimpin dalam merencanakan, mengelola serta mengembangkan usahanya. Kepemimpinan dalam bisnis pada dasarnya sama, yakni sama-sama kepala dari suatu badan yang disebut organisasi untuk menentukan arah dan tujuan organisasi bisnis ini dibentuk.
Kepemimpinan dalam bisnis di klasifikasikan secara garis besar berdasarkan lokal dan global. Suatu bisnis lokal tentu dapat berkembang menjadi bisnis global, dan suatu bisnis global dapat bersifat ramah lokal. Hal ini tentu didukung oleh kepemimpinannya.
Refleksi tentang kepemimpinan global, terutama guna mengembangkan sudut pandang mengenai faktor-faktor keberhasilan yang paling penting dan dibutuhkan untuk mengembangkan pola pikir (mind-set) kepemimpinan global. Dalam kaitan ini, strategi global organisasi bisnis perlu ditunjang oleh pengembangan kepemimpinan global pula. Karena dalam praktik, seseorang yang memiliki “pengalaman global” di tempat kerja belum tentu menjamin dimilikinya kepemimpinan global yang efektif. Dengan demikian, pengembangan pola pikir global diharapakan akan mewujudkan efektivitas kepemimpinan dalam kapasitas global. Meningkatnya kompleksitas budaya dan bisnis dengan sendirinya akan menuntut permintaan akan pola pikir global. Banyak orang berpendapat, bahwa seseorang telah cukup memenuhi syarat memegang kendali kepemimpinan global jika ia pernah tinggal di lebih satu negara, sering bepergian ke negara-negara lain, fasih berbicara lebih dari satu bahasa, berpengalaman mengelola suatu tim kerja, pernah bertugas dalam hubungan internasional dan mengenyam pendidikan di luar negeri. Tentu saja persyaratan tersebut belum cukup, meskipun sebagian mungkin telah memadai sebagai persyaratan “go-internasional”. Pusat-pusat kegiatan ekonomi akan terus bergeser, bukan hanya secara global, tetapi juga di tingkat regional. Dunia perlu menata kembali kegiatan ekonomi. Sebagai konsekuensi dari liberalisasi ekonomi, kemajuan teknologi, perkembangan pasar modal, dan pergeseran demografis, dewasa ini kawasan Asia (belum termasuk Jepang) menyumbang sekitar 15 persen terhadap PDB dunia, sementara Eropa Barat telah menyumbang kurang lebih 30 persen. Prediksi 20 tahun ke depan, kedua kekuatan tersebut akan berhadapan. Pergeseran ini bukan melulu tentang kisah gelombang Asia, namun pergeseran ini akan terjadi di seluruh kawasan dunia.
1.2.       Rumusan Masalah
1)      Bagaimana konsep dalam kepemimpinan bisnis global?
2)      Bagaimana pengembangan pemimpin global saat ini?
3)      Apa saja yang perlu dikembangkan untuk menjadi pemimpin global?
4)      Bagaimana tren kepemimpinan global saat ini?
5)      Bagaimana konsep globalisasi?
1.3.       Tujuan penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1)      Untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah kepemimpinan
2)      Memahami kepemimpinan bisnis global saat ini


BAB II
PEMBAHASAN
2.1.       Konsep Kepemimpinan dalam Bisnis Global
Pemimpin global yang sukses memiliki kualitas tertentu, lebih baik atau lebih buruk dari yang dimiliki oleh pemimpin domestic atau multinasional yang luar biasa.
·         Suatu pemahaman stratejik dan minat yang dalam pada peristiwa sosio ekonomi dan politik yang terjadi di Negara tempat mereka bekerja.
·         Keterampilan yang luar biasa dalam membina hubungan, termasuk komunikasi lintas budaya, baik verbal maupun nonverbal.
·         Daya tahan fisik (kepemimpinan global memerlukan suatu perjalanan dan adaptasi yang luar biasa).
·         Keuletan dan toleransi yang tinggi terhadap ketidakpastian dan rasa frustrasi.
·         Relativitas budaya, termasuk pemahaman atas prasangka yang mereka miliki.
·         Ketertarikan terhadap budaya yang berbeda, serta suatu kemauan untuk menyesuaikan perilaku mereka bila perlu.
·         Sebuah sifat “boneka beruang” yang membuat mereka dapat diterima dan dipercaya oleh pengikut yang berasal dari budaya yang berbeda, kemauan dan kemampuan untuk mendengar.
Terdapat 5 (lima) aspek penting yang dapat diidentifikasi tentang keterampilan kepemimpinan global, yakni:
1.      Berpikir secara global
2.      Menghargai keragaman budaya
3.      Mengembangkan teknologi pintar
4.      Membangun kemitraan dan aliansi
5.      Merbagi ilmu tentang kepemimpinan.
Kelima hal tersebut tentunya perlu ditopang oleh keterampilan kepemimpinan secara umum dan keseluruhan, diantaranya kemampuan dalam mengelola perubahan, pemikiran strategik, pengambilan keputusan, mengelola timkerja, pengelolaan hasil dan seterusnya. Keterampilan kepemimpinan yang umum mungkin mudah untuk ditransfer ke dalam konteks kepemimpinan global, namum orang yang memiliki keterampilan kepemimpinan yang efektif dalam lingkup domestik belum tentu memiliki kepemimpinan yang efektif pula dalam setting lingkungan global.

2.2.       Pengembangan Pemimpin Global
Dasar untuk pengembangan praktik kepemimpinan global adalah terletak pada pengalaman masa kecil yang juga dipengaruhi oleh pola pengenalan budaya, semua pengalaman ini saling membangun. Tanggung jawab manajerial dan proyek internasional awal memunculkan kompetensi kepemimpinan global dengan membangunnya di atas dasar itu.
Kepemimpinan global yang efektif harus mampu menyeimbangkan tiga dikotomi di bawah ini, yaitu:
1)      Formalisasi global versus fleksibilitas lokal
Pendekatan formal diperlukan untuk menyatukan organisasi dimata pelanggan sehingga mereka tahu apa yang diharapkan dari merek global, namun memanifestasikan merek global secara lokal mungkin harus berbeda. Misalnya organisasi perlu membuat kemasan yang berbeda agar produk lebih akrab dengan kebiasaan dan harapan masyarakat setempat tanpa harus mengubah citra merek global.
2)      Standarisasi global vesrus kustomisasi lokal
Agar protokol dan proses bisnis dapat berjalan, diperlukan penerapan yang fleksibel tentang cara yang perlu diterapkan pada tingkat lokal berdasarkan tuntutan kebutuhan lokal. Sebagai contoh, karena adanya tuntutan dari regulasi lokal, maka beberapa makanan dan spesifikasi jenis obat tertentu perlu diracik dengan cara berbeda, asalkan tidak pernah membahayakan fisik dan jiwa para konsumen.
3)      Doktrin global versus pendelegasian lokal
Cara melakukan bisnis global mungkin perlu seragam, akan tetapi implementasi secara lokal perlu didelegasikan sesuai dengan kebiasaan yang ada. Meskipun adanya tuntutan dari kebiasaan lokal yang bisa ditoleransi sepanjang hal tersebut tidak melanggar hal prinsipil dari nilai-nilai organisasi.
Salah satu contoh, dilakukan oleh McDonalds yang memperbolehkan cabang di negara-negara lain untuk menciptakan praktik bisnis, misalnya: tawaran roti dengan kemasan mereka sendiri untuk melayani selera pasar lokal. Tanpa pendekatan yang seimbang, organisasi tidak akan mampu memenuhi kebutuhan pasar lokal secara efektif. Singkatnya, pola pikir kepemimpinan global adalah kemampuan untuk mengambil pandangan global dan mampu menerapkan perspektif tersebut ke negara lain, dengan mempertimbangkan aspek sosial-budaya.

2.3.       Hal yang perlu dikembangkan untuk menjadi pemimpin global
Beberapa hal terlebih dahulu perlu dikembangkan untuk menjadi pemimpin global yang efektif, diantaranya adalah dengan menperhatikan perihal berikut ini:
1)      Mengenal kemampuan yang dimiliki diri sendiri
Mengenal kemampuan yang dimiliki diri sendiri merupakan kata lain dari introspeksi dan kesadaran diri. Hak ini adalah langkah pertama untuk mengembangkan para pemimpin global sehingga mereka bisa mendapatkan perspektif akurat tentang diri sendiri, yang pada gilirannya bersedia menambah pengetahuan dan wawasan perihal aspek budaya. Mereka perlu mengetahui dimana mereka berada dan pada kontinum pengetahuan dan keyakinan yang baik, sehingga mereka bisa lebih fokus pada pengembangan pengetahuan mereka dan memahami kekurangan relatif mereka.
2)      Pendidikan yang telah ditempuh
Pendidikan dalam konteks ini adalah merubah cara berpikir tentang globalisasi, budaya dan kepemimpinan. Artinya fokus pendidikan lebih ditujukan pada konten dan pengetahuan yang diperlukan untuk menjadi efektif dalam pengaturan dan pengelolaan global. Pemimpin perlu memahami fakta tentang budaya, prosedur bisnis, informasi lokal berkenaan dengan praktek adat istiadat yang berbeda-beda di setiap negara, baik dari sudut pandang sosial maupun bisnis. Mereka perlu dididik tentang hal ini dan informasi ini dapat dengan mudah diboyong melintasi perbatasan negara.
3)      Pengalaman yang telah dilaui
Pengalaman berkaitan dengan learning by doing. Pengalaman sering dikatakan sebagai guru terbaik, dengan syarat pengalaman tersebut diperoleh dari pembelajaran melalui pengalaman yang bermakna, relevan dan diterapkan. Sehingga diperoleh pembelajaran dan manfaat tentang bagaimana organisasi melakukan bisnis di bagian dunia lain.
4)      Kemampuan untuk mengimplemantasikan.
Kemampuan untuk mengimplementasikan dalam hal ini dilakukan melalui proses interaksi dengan berfokus pada orang dan peran, sehingga mampu bersosialisasi dengan cepat. Artinya, seseorang tidak hanya mampu mempelajari budaya, melainkan juga mampu mengalami budaya tersebut dengan baik. Para pemimpin yang tinggal di luar negeri, secara langsung harus menunjukkan kompetensi mereka, terutama dalam hal menyambut orang asing, berbahasa asing, kehangatan, menghargai perbedaan dan kepekaan terhadap konteks lokal.
Hal paling penting yang perlu pemimpin lakukan adalah terus-menerus belajar dari pengalaman, baik ketika dirinya terlibat dalam partisipasi gugus tugas atau team work, interaksi dengan atasan, rekan-rekan bekerja ataupun ketika berhubungan dengan para mentor atau narasumber. Mereka juga secara proaktif perlu mempelajari bahasa dan adat istiadat negara setempat, dimana ia harus berpartisipasi dalam berbagai pertemuan yang beragam, berkomunikasi dengan berbagai kelompok pemimpin bisnis, dan membenamkan diri dalam budaya lain yang sering dikunjungi dan ditempati. Tentu saja hal ini bukan sekedar untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan global semata, akan tetapi juga untuk mengembangkan agenda stratejik global agar menjadi organisasi yang benar-benar global. Diantaranya dengan memberi kejelasan tentang keterampilan strategik jenis apa yang dibutuhkan oleh eksekutif global, sehingga memudahkan dalam mengidentifikasi, merekrut dan menilai calon sedini mungkin, dan memberikan perspektif internasional tentang paparan tugas dan karir.
 Organisasi juga harus mampu memfasilitasi asimilasi antar budaya dengan memberikan dukungan dan umpan balik, menciptakan kesempatan untuk refleksi, mengembangkan budaya terbuka yang dibangun diatas landasan hubungan pribadi, mengembangkan loyalitas tim kerja dan tim kepemimpinan yang beragam, serta serta menyediakan akses pada program pelatihan yang dipimpin oleh para pelatih panutan yang berpengalaman internasional.



2.4.       Tren Kepemimpinan Global
Saat ini diperlukan pemimpin yang mengerti tentang ekonomi, budaya, hukum dan dampak politik. Akan diperlukan pemimpin yang melihat dirinya sebagai penduduk dunia dengan visi dan nilai-nilai yang luas. Kepemimpinan global sangat dibutuhkan sehubungan dengan perdagangan global dan integrasi teknologi secara global, seperti e-commerce.Pemimpin masa depan harus dapat mempelajari bagaimana menangani produksi global, pemasaran, dan tim sales untuk meraih keuntungan yang kompetitif.Teknologi baru mewajibkan pemimpin masa depan untuk berpikir global. Teknologi baru memudahkan kerjasama antar negara di seluruh dunia. Teknologi dapat mengurangi hambatan dalam bisnis global. Pemimpin yang dapat bekerja secara global akan memperoleh keuntungan yang besar.
Lima karakteristik kepemimpinan global :
1.    Berpikir global
2.    Menghargai perbedaan budaya
3.    Membangun teknologi
4.    Membangun kemitraan dan aliansi
5.    Membagi kepemimpinan

2.5.       Globalisasi Bisnis
1)      Dampak Globalisasi
Pemimpin sukses harus memahami bisnis global, termasuk:
·           Mengerti keuangan ekonomi dunia.
·           Memahami perbedaan budaya, contohnya perbedaan budaya kerja Amerika dan Jepang yang tidak akan dapat disatukan.
·           Memahami pasar global dan regional.
Globalisasi berdampak pada setiap area dalam perusahaan mulai dari customer, produsen dan distributor, dan strategi pemasaran, mitra kerja dan pesaing.Pemimpin global harus peduli pada regulasi pada suatu negara , bangsa , hukum, dan regulasi bisnis,Kejadian sosial dan politik, dan keterlibatan pemerintah dalam bisnis.
2)      Pendekatan Pemikiran Global
Setiap orang memiliki berbagai cara yang berbeda dalam menjalankan bisnis, kunci dari keahlian seorang pemimpin global di masa depan adalah fleksibilitas dan kemampuan dalam menggunakan berbagai perspektif daripada menyatakan perspektif orang lain benar atau salah. Seiring dengan perkembangan bisnis, banyak solusi dan pendekatan yang diterapkan dalam dunis bisnis. Setiap budaya, perusahaan, dan individu akan membawa cara komunikasi dan etika kerja tersendiri. Pengambilan keputusan dan gaya kepemimpinan akan berbeda bagi setiap orang, organisasi, dan budaya.Penting untuk menerapkan cara yang objektif, kemudian membiarkan organisasi untuk melakukan pekerjaannya sesuai dengan peraturan yang berguna bagi lingkungan dan budaya organisasi. Dengan menerapkan satu cara tertentu dalam menjalankan bisnis dalam organisasi di berbagai negara tidak akan memberikan lingkungan kerja yang nyaman. Segalanya tidak bisa distandarisasi.Setiap pelaku bisnis melihat interaksi diantara berbagai macam orang, unit bisnis, dan lain-lain di dunia global, dan melihat bagaimana input dari setiap keputusan berdampak terhadap perusahaan. Mereka harus keluar dari negara (regional) dan melihat ke dunia untuk mendapatkan cara dan perspektif global. Mereka sebaiknya tidak memaksa untuk melihat hanya sesuai dengan budaya dan nilai-nilai dari negara mereka.
3)      Penerapan Pengalaman
Pemimpin global di masa depan perlu memiliki perspektif global dan pengalaman. Dia harus tinggal di negara dan budaya berbeda dengan kemampuan berbahasa yang baik. Pemimpin global dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam perjalanan bisnis di luar negeri, kerjasama di berbagai lokasi, kunjungan, partisipasi dalam proyek multikultural, dan penjelajahan umum terhadap masyarakat dan pemikiran dari berbagai latar belakang budaya melalui pembacaan, pelatihan akademis, kerjasama personal dan pribadi, film, dan sebagainya.
4)      Berpikir Global , Bertindak Global
Melalui pasar global, setiap negara terhubung saat ini. Oleh karena itu, pemimpin global perlu memiliki pandangan global dan mengerti benefit pada level global. Pemimpin global di masa depan harus memiliki perspektif yang mendunia saat membuat keputusan, dan mereka harus memiliki strategi pemikiran yang dalam sebagai pengamat tren global.
Pemimpin masa depan harus memiliki kemampuan untuk memisahkan , untuk sementara waktu, latar belakang budaya mereka dan melihat dari budaya masyarakat dimana mereka berurusan dalam rangka mendapatkan pengertian dan kesempatan baru. Kemudian pemimpin harus dapat mengambil informasi dari investigasi mikro kepada perspektif global yang lebih makro dalam rangka memperoleh keputusan yang konsisten dengan pandangan global.





BAB III
PENUTUP
3.1.       Kesimpulan
Refleksi tentang kepemimpinan global, terutama guna mengembangkan sudut pandang mengenai faktor-faktor keberhasilan yang paling penting dan dibutuhkan untuk mengembangkan pola pikir (mind-set) kepemimpinan global. Dalam kaitan ini, strategi global organisasi bisnis perlu ditunjang oleh pengembangan kepemimpinan global pula. Karena dalam praktik, seseorang yang memiliki “pengalaman global” di tempat kerja belum tentu menjamin dimilikinya kepemimpinan global yang efektif. Dengan demikian, pengembangan pola pikir global diharapakan akan mewujudkan efektivitas kepemimpinan dalam kapasitas global. Meningkatnya kompleksitas budaya dan bisnis dengan sendirinya akan menuntut permintaan akan pola pikir global. Banyak orang berpendapat, bahwa seseorang telah cukup memenuhi syarat memegang kendali kepemimpinan global jika ia pernah tinggal di lebih satu negara, sering bepergian ke negara-negara lain, fasih berbicara lebih dari satu bahasa, berpengalaman mengelola suatu tim kerja, pernah bertugas dalam hubungan internasional dan mengenyam pendidikan di luar negeri. Tentu saja persyaratan tersebut belum cukup, meskipun sebagian mungkin telah memadai sebagai persyaratan “go-internasional”. Pusat-pusat kegiatan ekonomi akan terus bergeser, bukan hanya secara global, tetapi juga di tingkat regional.




Daftar Pustaka